Rabu, 01 September 2010

MENGIKIS RASA MINDER

Mungkin Anda termasuk salah satu dari sekian banyak orang yang memiliki rasa minder atau tidak percaya diri. Setiapkali harus berhadapan dengan orang-orang tertentu yang LAYAK dihormat atau harus tampil di muka umum, berpidato misalnya, mendadak grogi, stres, atau penuh dengan perasaan tak menentu.
Rasa minder bisa dimiliki oleh siapa saja, terutama para remaja, termasuk remaja yang tergolong cerdas, berprestasi, atau memiliki kelebihan tertentu. Apalagi remaja yang tingkat kecerdasan serta prestasinya biasa-biasa saja, lebih banyak yang dihinggapi rasa minder atau tidak percaya diri.
Bagi Anda yang yang memiliki rasa minder, tak perlu khawatir sebab ada berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi, bahkan mengikis habis rasa ini. Berikut adalah kiat-kiat mengikis rasa minder yang bisa Anda coba.

Selalu Duduk di Depan
Ada kebiasaan buruk yang dilakukan oleh orang minder, yakni selalu duduk di belakang dalam banyak acara. Jika menghadiri suatu pesta, pertemuan, dan sebagainya, selalu kursi belakang yang diincarnya. Dan jika diamati pengidap rasa minder ini memang mayoritas, buktinya dalam acara-acara pertemuan, deretan kursi bagian belakang sering jadi rebutan.
Sebenarnya kebiasaan duduk di belakang justru bisa mengabadikan rasa minder. Artinya, pengidap rasa minder akan selamanya minder, selama ia selalu berada di bagian belakang dalam berbagai acara.
Dengan demikian, kebiasaan duduk di bagian belakang harus dihentikan. Cobalah berani duduk di depan. Harus dicatat bahwa keberanian duduk di depan merupakan langkah awal untuk menunjukkan atau membangkitkan rasa percaya diri. Bila Anda berani mencobanya, lantas berusaha untuk duduk di bagian depan, lama –kelamaan rasa minder akan terkikis habis dan rasa tidak percaya diri akan sirna.

Berani Bertatapan Mata
Orang minder selalu takut bertatapan mata dengan orang lain, terutama dengan orang terhormat atau orang yang pantas dihormat, misalnya dengan guru, pejabat, dan sebagainya. Jika diajak berbincang-bincang oleh oleh guru atau orang terhormat lannya, remaja minder cenderung menundukkan wajah, bahkan tersipu-sipu.
Untuk mengikis rasa minder, kebiasaan menundukkan wajah di depan orang yang terhormat harus dihentikan. Mulailah untuk berani bertatapan mata dengan siapa pun. Harap dicatat bahwa bertatapan mata secara wajar dengan lawan bicara, bukan hal yang melanggar sopan santun, tetapi justru merupakan bagian dari etika pergaulan.

Berjalan Dengan Langkah Mantap
Pengidap rasa minder biasanya memiliki gaya berjalan yang cenderung kurang tegap atau tidak mantap. Seolah-olah ada keraguan atau bimbang, dan tidak konsentrasi.
Biasakanlah diri Anda melangkah mantap dalam berbagai kesempatan. Perhatikan suasana dan keperluan yang harus Anda hadapi. Berkonsentrasilah secara serius terhadap keberadaan diri Anda sendiri. Upayakan untuk berbangga hati kepada diri sendiri sehingga bisa menampilkan sisi-sisi positif dari kelebihan yang Anda miliki. Hindarilah sikap latah atau meniru-niru gaya berjalan orang lain sebab hal ini akan membuat Anda tidak percaya pada diri sendiri.
Jika Anda kurang gesit, misalnya terlalu lambat dalam berjalan, berusahalah untuk mengubahnya. Biasakan melangkah lebih cepat 25 persen dari sebelumnya, maka langkah Anda akan terasa lebih mantap.

Membiasakan Angkat Bicara
Orang minder biasanya selalu membisu atau tutup mulut dalam setiap pertemuan. Alasannya memang beragam, takut berbicara salah, tidak mengerti apa yang dibicarakan, atau lebih baik diam, dan sebagainya.
Kebiasaan tersebut harus diubah sebab hanya akan mengekalkan rasa minder. Biasakan angkat bicara dalam banyak kesempatan. Untuk membiasakan diri berani berbicara, mulailah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau komentar ringan yang bersifat basa-basi.
Jika bertemu dengan orang yang belum Anda kenal, Anda bisa mencoba angkat bicara dengan pertanyaan tentang nama, alamat sesuai dengan etika berkenalan. Jika bertemu dengan orang yang sudah Anda kenal, mungkin bisa bertanya tentang kondisinya, kesibukannya, dan lain-lain.
Yang harus diingat bahwa berani bicara dalam setiap kesempatan, khususnya dalam pertemuan-pertmuan, akan membuat Anda menjadi sosok pribadi yang ramah dan keramahan tersebut akan membuat Anda melupakan rasa minder.

Tersenyum Lebar
Banyak orang yang yang percaya bahwa di balik senyuman lebar ada kekuatan yang dapat mendorong seseorang berani tampil tegar dalam situasi dan kondisi apa pun. Banyak orang yang sukses menjadi perhatian publik karena selalu tampil tegar, biasanya suka tersenyum lebar.
Harus diingat bahwa senyum lebar tak akan bisa ditampilkan selama ada tersimpan rasa pesimis dalam diri Anda. Sebaliknya, senyuman lebar akan mudah ditunjukkan kepda siapa saja dan dimana saja jika dalam diri Anda ada rasa optimis. Rasa pesimis akan membuat sesorang berprilaku murung dan lesu, sedangkan rasa optimis akan membuat seseorang ceria dan bersemangat.
Dengan demikian, agar Abda mudah tersenyum lebar dan rasa minder terkikis habis, cobalah berusaha menumbuhkan rasa optimis menghadapi kehidupan dan masa depan. Lenyapkan rasa pesimis. Tetapi harus Anda ingat, tersenyum lebar hanya dapat ditunjukkan saat Anda bertemu dengan orang-orang, baik yang sudah Anda kenal maupun hendak Anda kenal. Jangan sekali-kali tersenyum lebar saat Anda sendirian!

Disarikan dari berbagai sumber

1 komentar: